(materi sejarah sihir) PERKEMBANGAN SIHIR DARI MASA KE MASA
Dahulu kala, komunitas Penyihir dan Non-Penyihir, atau yang disebut Muggle, hidup tenteram dan berdampingan. Bahkan menurut sejaran Mesir kuno, Penyihir sangat dihormati di komunitas Muggle. Seorang penyihir biasanya menjadi Imam suatu kaum atau penasehat Raja. Penyihir di komunitas Muggle, atau yang disebut Shaman, menduduki posisi penting di pemerintahan, dan memimpin upacara tertentu.
Namun, suatu ketika, timbul kecurigaan dari kaum Muggle bahwa kaum penyihir akan menguasai dunia dengan menggunakan kekuatan sihirnya, lalu menghancurkan kaum Muggle. Tidak sedikit dari mereka yang menyiksa anggota dari komunitas lainnya, demi untuk menghindarakan ancaman dari kelompok lain. Seperti diantaranya, kaum Muggle menangkap dan menyiksa Penyihir, dengan harapan menjauhkan mereka dari ketakutan akan penghancuran pada komunitas mereka. Peritiwa tersebut terjadi sekitar pada abad ke 14, dimana kaum Muggle menangkap dan membakar para Penyihir. Kaum Muggle dan Kaum Penyihir kemudian memisahkan diri, hidup dalam dunia yang mereka atur sekendak mereka sendiri.
Perseteruan diantara dua kaum semakin parah. Hingga akhirnya, 4 penyihir yang dianggap kuat di masa itu (Godric Gryffindor, Rowena Ravenclaw, Helga Hufflepuff dan Salazar Slytherin), membangun sekolah untuk para penyihir muda yang jauh dari komunitas Muggle, dan dibuat sedemikian rupa dengan sihir sehingga eksistensi sekolah tersebut dapat dilindungi di masa yang akan datang. Sekolah sihir itu, Hogwarts, didirikan agar para penyihir muda dapat menggunakan kemampuan sihirnya dengan baik, serta dapat mengendalikannya. Sekolah ini dibangun pada awal masa Millenium.
Pada tahun 1600-1700, kaum Penyihir memutuskan mengambil tindakan yang lebih serius pada kaum Muggle. Hal itu dilakukan agar pertikaian tidak berlarut-larut dan memakan korban dari kedua belah pihak. Ada beberapa penyihir tertentu, tidak menyukai Muggle, dengan anggapan bahwa mereka adalah makhluk yang lemah, dan tidak berdaya.
Namun dalam perkembangannya, banyak diantara kaum penyihir yang merubah pola pikirnya. Mereka berpendapat bahwa sudah seharusnya kaum Penyihir meyakinkan pada kaum Muggle, bahwa sihir yang mereka gunakan hanyalah untuk kebaikan, bukan untuk merusak atau menyingkirkan kaum Muggle seperti anggapan sebelumnya. Bahkan percampuran antara kaum Muggle dan Penyihir telah terjadi diantaranya, melalui ikatan perkawinan, dan menurunkan anak setengah penyihir setengah muggle. Banyak diantara penyihir, yang juga menyukai berinteraksi dengan para Muggle pada umumnya, hidup berdampingan dengan damai.
Kondisi ini berkembang cukup baik, meyakinkan beberapa penyihir, bahwa suatu saat, komunitas Muggle dan Penyihir, mampu berdampingan dengan baik seperti masa lampau. Meskipun demikian, banyak diantara penyihir yang tidak menyukai keterlibatan mereka dengan Muggle. Untuk beberapa kasus ekstrim tertentu, para kaum penyihir berdarah murni, tidak menyukai kaum Muggle dan campuran dari Muggle-Penyihir, atau yang disebut darah murni. Setara dengan opini tersebut, beberapa Muggle juga menganggap bahwa Penyihir adalah sosok yang harus ditakuti, karena mereka menggunakan kekuatannya untuk tujuan jahat.
Saat ini, kondisi dunia sihir dan non-sihir yang pada awalnya hidup berdampingan, kemudian terpecah belah, sedang dalam ada kondisi upaya penyatuan kembali kedua dunia seperti sedia kala. Untuk tindakan lebih lanjut, diharapkan adanya pengertian dari kedua belah pihak, untuk berprasangka baik terhadap komunitas lain, dan ditumbuhkan toleransi yang tinggi antara dua kaum, untuk masa depan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar